Lab TA Lantai 3 Gedung Baru PENS

Lab TA Lantai 3 Gedung Baru PENS
2013. Saya benar-benar berharap bahwa ini adalah tahun terakhir saya sebagai mahasiswi D4 Teknik Elektro Industri.

Lantai 3 Gedung Baru PENS, bagi saya adalah sebuah puncak yang harus saya daki hampir setiap harinya (agak lebay emang). Tapi di sinilah saya melukiskan jejak-jejak kaki, keringat, tangis, gembira, marah, sedih, dan bahkan putus asa. Di sini lah saya menghabiskan waktu terakhir saya (amin.).

Bagi saya, seorang mahasiswi yang menempuh kuliah di jurusan yang mayoritas laki-laki, menyelesaikan Tugas Akhir yang (sedikit) maskulin ini benar-benar membutuhkan kerja keras. Bila dulu ketika ada projek semester saya kebagian pembuatan proposal dan sedikit programming, kali ini semuanya saya harus melakukannya sendiri. Mulai dari kegiatan solder menyolder, angkat-angkat oscilloscope atau DC power supply yang lumayan berat, ngebor, gergaji, dan bla bla bla yang harus saya kerjakan sendiri. Pernah suatu kali ketika sudah berjalan hampir sebulan, tapi progres saya hanya sampai itu-itu saja. Lelah, itu pasti. Bahkan pengen nangis liat gambar di oscilloscope yang menampilkan gelombang yang tak sesuai harapan atau ketika hal yang paling mudah tak bisa dikerjakan (LCD tak muncul tulisannya).

Bila ditanya pada siapa saya harus berterima kasih, sulit. Karena terlalu banyak orang-orang yang berpengaruh dalam membantu saya, memberikan dorongan, memberi tenaga ketika saya terpuruk, bahkan mengajari saya dengan penuh kesabaran.

Lab TA Lantai 3 Gedung Baru PENS, di sinilah puncak yang harus daki berkali-kali untuk mengukir puncak yang baru yang saya nantinya akan saya persembahkan untuk dia dan dia yang sudah berjuang keras hingga saya bisa seperti sekarang. Kelulusan. :')

Habibie & Ainun

Sudah nonton atau baca novel Habibie & Ainun?
Buat yang belum silahkan baca sinopsinya di bawah ini..


Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun.
Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya.
Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.
Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?

*** 

Bagi saya, kisah cinta habibie dan ainun ini adalah sebuah kisah cinta dua insan yang begitu memberikan arti, menginspirasi. Sebuah kisah yang tidak hanya tertlis dalam sebuah novel atau dimainkan dalam sebuah drama percintaan, tapi real terjadi..

Kisah Bapak B.J. Habibie dan Ibu Ainun yang begitu luar biasa dalam membangun keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah. Sebuah keluarga yang dibangun atas dasar cinta kepada Allah, dan dijalankan sesuai dengan yang Allah perintahkan dalam Al- Quran. 

Pak Habibie mengajarkan bagaimana seorang suami menafkahi anak dan istrinya, bagaimana seorang suami menjaga dan melindungi istrinya sebagai sebuah karunia besar yang dititipkan oleh Allah padanya, bagaimana seorang suami menuntun istrinya untuk terus dan terus ingat Allah dalam kondisi apapun.

Sedangkan Ibu Ainun, beliau juga tidak kalah luar biasanya. Kesabarannya begitu luar biasa, perhatian kepada suami, anak, keluarga, dan kegiatan-kegiatan yang dia jalankan begitu luar biasa, rasa tanggung jawab yang beliau miliki begitu besar, hingga dalam kondisi sehat maupun sakit yang dia pikirkan bukanlah dirinya melainkan suami dan yayasan untuk tuna netra yang sedang dia kelola. 

Bapak dan Ibu Habibie mungkin bukanlah orang-orang yang sempurna, tapi mereka benar-benar berusaha untuk saling menyempurnakan satu sama lain, menyempurnakan sebuah hubungan yang dinamakan pernikahan dilandaskan rasa cinta mereka karena Allah. 

"... terima kasih Allah, karena Engkau telah titipkan bibit cinta yang suci, sempurna, dan abadi...."

Yang menarik dari kalimat yang di atas, 'titipkan bibit cinta...". 48 tahun menjalani pernikahan, mereka tetap ingat bahwa rasa cinta yang tumbuh dan berkembang dan yang kemudian menyatu itu hanyalah titipan Allah, yang suatu saat nanti pasti akan diambil oleh Allah.

Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa Seorang pemimpin yang besar, di sampingnya berdiri wanita yang besar pula. Artinya, seorang laki-laki akan bisa menjadi seorang pemimpin yang besar, bijak, karena seorang wanita yang berdiri di sampingnya. Bagi kita semuanya yang sudah pernah membaca novel atau menonton filmnya, pasti setuju bahwa yang membuat Bapak Habibie menjadi seorang yang dapat kita lihat saat ini karena Ibu Ainun, istri, sekaligus kawan untuk berdiskusinya.

Ibu Ainun, adalah seorang sosok yang begitu luar biasa dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang istri, ibu rumah tangga, ibu negara, ketua yayasan, dokter bagi keluarganya, dan masih banyak lagi. Sedikit kata-kata yang bisa tertulis karena Ibu Ainun..

"Seorang wanita memang harus pintar karena darinya lahir sebuah kehidupan yang baru, seorang wanita bila memang dibutuhkan harus bisa bekerja, mencari nafkah untuk keluarganya. Tapi seorang wanita juga harus ingat akan tanggung jawab yang luar biasa besar yang Allah titipkan untuknya, keluarga. Sebesar apapun dia, ketika keluarganya membutuhkannya, dia harus ada."

Lompat

Lompat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia.red), kata lompat diartikan sebagai berikut:

lom·pat v bergerak dng mengangkat kaki ke depan (ke bawah, ke atas) dan dng cepat menurunkannya lagi; loncat: sekali -- sampai ke seberang; 
-- galah loncat galah; -- jauh 1 Olr melompat ke depan dng bertolak pd satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yg dapat dijangkau, jarak loncatan diukur mulai dr titik tumpuan loncatan sampai dng jejak pertama di kotak pasir sesudah melompat; 2 ki naik (pangkat dsb) tidak secara berurutan, melampaui beberapa tingkatan; -- jangkit Olr nomor lompat dl cabang atletik (melompat dng jalan tingkat-langkah-lompat); lompat tiga; -- kangkang cak lompatan dng kedua kaki terbuka; -- katak permainan anak-anak dng melompat-lompat spt katak; --kijang melompat-lompat dng melangkaui satu loncatan; -- kinja melompat-lompat krn kegirangan; melonjak-lonjak; -- sehari (dua hari) selang sehari (dua hari); -- tiga lompat jangkit; -- tinggi loncat tinggi; ber·lom·pat·an v melompat beramai-ramai; melompat ke sana kemari: anak-anak ~ ke luar dan saling mengejar; me·lom·pat v melakukan gerak dng mengangkat kaki ke depan (ke bawah, ke atas) dng cepat; meloncat: pencuri itu ~ ke luar melalui jendela; me·lom·pat-lom·pat v melompat berulang-kali; me·lom·pati v melompat melangkaui (melampaui, melangkahi); meloncati: atlet itu berhasil ~ mistar setinggi 2 m; me·lom·pat·kan v membawa melompat; meloncatkan: joki itu ~ kudanya melampaui (melangkahi) rintangan; ter·lom·pat v 1 tiba-tiba atau tidak sengaja melompat; meloncat: mendengar berita tt kelahiran anaknya yg pertama, ~ lah ia dr tempat duduknya krn gembira; 2 ki terlanjur terucapkan (dng tidak sengaja atau di luar kesadarannya): kata-kata itu ~ begitu saja dr mulutnya; lom·pat·an n 1 hasil melompat: ~ yg kedua mencapai ketinggian 1,90 m; 2 perbuatan (hal, cara, dsb) melompat: ~ nya sangat indah; 3 tempat melompat; sesuatu yg dilompati: rintangan-rintangan itu untuk ~ kuda; pe·lom·pat n atlet dl cabang olahraga lompat jauh; se·pe·lom·pat n sejauh orang melompat; se·pe·lom·pat·an n sepelompat
Sebenarnya saya bukan sedang ingin membahas tentang kata ini dari segi bahasa, tapi lebih dari itu.

Lompat adalah salah satu cara yang digunakan untuk mempercepat agar kita bisa sampai pada tujuan yang diinginkan. Caranya yaitu dengan men-skip beberapa langkah.

Lalu bagaimana bila analogi tersebut diterapkan dalam menghadapi sebuah masalah. Melompati suatu kejadian yang tak diinginkan untuk bisa tahu bagaimana akhir dari proses tersebut, tanpa harus mengalami prosesnya terlalu panjang. Tak adil memang. Daaan sedikit curang (atau mungkin banyak :p). Tapi itulah.. Beberapa orang yang sudah merasa stuck dengan pekerjaannya pasti menginginkannya.

Pernah nonton film "Click!" yang diperankan oleh Adam Sandler?

Buat yang belum pernah, aku kasih sedikit review tentang film ini..
Film ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Michael Newman yang dapat mengontrol seluruh hidupnya seperti layaknya memutar DVD dengan menggunakan remote kontrol ajaib. Di film ini diceritakan bahwa Michael adalah laki-laki beruntung yang mempunyai istri yang cantik dan 2 orang anak yang lucu-lucu. Sayangnya, waktu bersama keluarganya terkuras habis karena pekerjaan.
Remote control yang terlalu banyak di rumahnya membuatnya tak ingat remote mana untuk mengontrol peralatan yang mana. Jengah dengan harus mengingat-ingatnya, Michael memutuskan untuk mencari remote control universal, yaitu remote control yang dapat mengontrol apapun. Dia pun bertemu dengan Morty. Tak disangka-sangka dia mendapatkan remote control universal yang amat canggih dengan cuma-cuma.
Saking canggihnya, remote control itu tidak hanya dapat mengendalikan peralatan-peralatan yang ada di rumahnya saja, tapi juga kehidupannya. Seperti halnya menonton DVD, Michael dapat me-rewind, mempercepat, pause, dll. Dengan remote control ini, dia bisa melewatkan bagian dari hidupnya yang tidak dia sukai.
Sayangnya, semua tidak berjalan semulus yang dia pikirkan. Lambat laun, Micahel mulai menyadari bahwa hidupnya dengan cepat berlalu dan makin lama makin kacau. Dia melewatkan pertumbuhan anak-anaknya, kehilangan istrinya, bahkan pemakaman ayahnya pun dia tidak hadir.
Akhirnya, dia menyadari bahwa hidup harus dijalani secara utuh. Susah dan senang itu adalah sebuah proses yang harus dijalani. 
Dari film ini, kita bisa belajar bahwa proses itu sangat amat penting. Tidak peduli manis atau pahit, dia tetap harus dijalani dengan sepenuhnya. Setidaknya dengan proses-proses yang kita jalani, kita akan mendapatkan pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
 


2013 means ...

2013 means ...
Sebelum ini, kita semua tahu tentang berita heboh tentang kiamat yang menurut suku maya akan dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2012 (kayak event akbar aja pake dilaksanakan --"). Ada yang percaya dan ada yang tidak. Ada yang menanggapi dengan serius ada juga yang tidak. Tapi nyatanyaaaaa... tahun 2013 tetap ada. It means... target yang ada di tahun ini harus terpenuhi.

2013 itu tahun di mana gelar SARJANA SAINS TERAPAN sudah harus ada di tangan..
2013 itu tahun di mana dunia yang kehidupan yang sebenar-benarnya di hadapi, maksudnya sudah gak ada lagi critanya ngrepotin ortu tentang masalah-masalah pribadi (termasuk minta duit jajan).
2013 itu tahun di mana harus benar-benar MANDIRI.

Daaaan..
Sebenarnya itu semua yang membuat saya semakin bingung menentukan arah.

Tahun lalu, saya sempat membuat maping live di mana tahun ini saya bisa lulus dan melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi lagi, S2. Tapi, kejenuhan dalam mengerjakan tugas akhir entah mengapa mengikis semangat saya untuk melanjutkan kuliah lagi. Belum lagi, rasa malu yang ditanggung saat lulus diploma 4 tapi masih juga merepotkan orang tua. Di lain sisi, dorongan dari keluarga begitu besar untuk bisa kuliah lagi.

"Kamu daftar aja S2 di ITS. Nanti kamu daftar beasiswanya. Enak kok. Nanti di sana kamu bisa ambil double degree, jadi 3 bulan terakhir kamu bisa ke Jepang atau Jerman untuk menyelesaikan S2mu di sana, ujian di sana. Setelah selesai, kamu gak perlu lagi ujian di sini."

"Kamu cepet-cepet cari informasinya, Lel."

Wew.
Beberapa bulan yang lalu, kata-kata itu benar-benar membakar semangat. Tapi entah kenapa sekarang semuanya lain. Mengingatnya rasanya malah menambah beban. Seharusnya kan nggak gitu.

Saya ingin memasrahkan semuanya pada Allah. Walau saya tahu sebenarnya langsung pasrah begitu saja itu sama dengan bunuh diri, dan saya yakin benar bahwa Allah juga tidak akan merubah keadaan saya, bila saya hanya diam. Saya harus melakukan sesuatu sebelum akhirnya saya pasrahkan semuanya.

Semoga saja setelah ini, saya mendapatkan ilham untuk bisa melakukan sesuatu untuk masa depan saya. Amin.

Perjalanan Panjang

Perjalanan Panjang
Ada sebuah perjalanan panjang yang bisa ditempuh atau tidak. Sebenarnya bukan karna bisa atau tidak bisa. Tapi ini adalah sebuah pilihan. Pilihan hidup, antara ya dan tidak. Tentu semuanya berhubungan dengan zona nyaman, tetap ada di sana, atau beranjak pergi. Dan untuk perjalanan panjang ini, Hati memilih untuk keluar dari rumahnya. Menyambut tangan Sang Pangeran.

"Aku akan ikut denganmu."
Sebuah perjalanan, tak selamanya mulus tentu saja. Pasti akan bertemu dengan sungai, hutan, jalan yang berliku, jurang. Tapi Hat sudah memilih. Dalam perjalanan itu, Hati berusaha sedemikian keras untuk tidak mengeluh, untuk selalu menerima dengan ikhlas untuk terus menapakkan jejak demi jejak langkahnya. Hingga jurang besar itu menghadang.

"Kita harus menyebranginya," kata Pangeran.
"Aku sudah tak sanggup lagi. Kaki lecet. Tidak bisakah kita istirahat sejenak?" pinta Hati.

Pangeran tak memperdulikannya. Hati hanya bisa mencelos, tanpa bisa berbuat apapun. Dia terlalu lelah untuk melakukan sesuatu. Dalam diam, dia benar-benar ingin kembali, walau itu sangat amat tidak mungkin.

"Ayo bangun. Kita pergi sekarang."

Dengan sekuat tenaga, Hati bangun dari duduknya. Walau lelah, dia terus menerus berjalan. Entah tak tahu, atau memang tak mau tahu. Pangeran itu seakan diam saja ketika Hati berjalan makin terseok-seok. 

"Apakah kau ingin membunuhku pelan-pelan?" tanya Hati dalam hati.

"Tuhan berilah aku kekuatan untuk terus melangkah. Tuhan, aku tak tahu apakah ini benar atau tidak, tapi aku hanya ingin mencoba apa yang aku anggap benar. Tuhan, aku tahu benar konsekuensi yang harus aku hadapi. Karena itu, berilah aku kekuatan, ringankanlah kaki ini untuk bisa terus melangkah, kuatkanlah pundak ini."

Itulah do'a yang terus menerus Hati ucapkan saat dia benar-benar lelah. Saat dia benar-benar tak mampu lagi berdiri.

Perjalanan itu masih sangat amat panjang. Hati tak tau kapan ini akan berakhir. Baginya, perjalanan ini akan benar-benar berakhir bila Tuhan sudah memanggilnya untuk "pulang".

WANITA

WANITA

Ada satu topik yang sempat aku tonton di Khazanah Islam kira2 2 hari yang lalu. Tentang konsep penciptaan wanita.

Wanita adalah makhluk yang istimewa. Saking istimewanya, makhluk ini dijadikan salah satu nama surat dalam Al-Quran.

Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allat SWT. Beliau diberi keistimewaan untuk bisa tinggal di surga. Tapi setelah sekian lama tinggal di surga yang begitu luas, Adam mulai merasa kesepian. Karena itulah, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam.

Tulang rusuk merupakan bagian dari tulang yang melindungi jantung dan paru-paru. Pusat kehidupan ada di sana. Wanita diciptakan dari tulang rusuk seorang pria yang berarti dia adalah pusat kehidupan dari pria tersebut, hembusan nafasnya.

Jantung yang seringkali diibaratkan menjadi hati. Ini berarti bahwa wanita sudah seharusnya dicintai dan dikasihi.

Tulang rusuk dekat dengan lengan yang berarti mereka harus dilindungi.

Wanita merupakan kehidupan, sumber dari cinta dan kasih sayang yang begitu indah, serta makhluk yang harus dilindungi. Hal ini seperti tertulis dalam surat Al Imron ayat 14 dan An-Nisa' ayat 34:
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (Q.S. Ali Imron:14)

"Lelaki itu pelindung bagi perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka. Perempuan-perempuan yang nusyuz, hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka di tempat tidur dan pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (Q.S. An Nisa':34)