Cancer ~ My Chemical Romance

Cancer ~ My Chemical Romance
duduk di kamar seorang diri dengan headset yang masih terpasang di telinga. hanya satu lagu yang menemaniku malam ini. My Chemical Romance - Cancer. Lagu lama yang keren banget. Lirik yang simpel tapi bener-bener ngajak kita hanyut dalam cerita yang ada dalam lagu itu. Apalagi kalo liat video klipnya. Kereeeeen...


Turn away
If you could get me a drink 
Of water cause my lips are chapped and faded 
Call my Aunt Marie
Help her gather all my things 
And bury me 
In all my favorite colors, 
My sisters and my brothers, still, 
I will not kiss you, 
Cause the hardest part of this, 
Is leaving you. 

Now turn away, 
Cause I'm awful just to see 
Cause all my hair's abandoned all my body, 
All my agony, 
Know that I will never marry, 
Baby, I'm just soggy from the chemo, 
But counting down the days to go. 
It just ain't living 
And I just hope you know, 


That if you say, (If you say) 
Good-bye today, (Good-bye today)
I'd ask you to be true (I'd ask you to be true)
Cause the hardest part of this, 
Is leaving you... 


Cause the hardest part of this, 
Is leaving you...




Suara Hati (3)

Suara Hati (3)
tak ada yang istimewa untuk hari ini. banguntidur seperti biasanya. berangkat kuliah seperti biasanya. bercanda dengan teman-teman seperti biasanya. yah. hari yang benar-benar biasa saja.

Aku ingin hari yang luar biasa. Maaf, kalau aku terlalu menuntut. Padahal untuk membuat hari ini istimewa saja aku enggan. Bagaimana mungkin aku mendapatkan hari spesial itu..

***
Berbicara tentang hal lain.
Jujur saja aku mulai menantikannya. Aku tau itu tak baik. Tapi semua itu datang begitu saja. Dan semakin hari aku semakin takut dengan perasaan ini. Bila aku tak bisa menghapusnya. Setidaknya menetralisirnya. Bisa jadi aku akan terpuruk ketika kenyataan yang kemungkinan besar itu terjadi.

Hal lain yang terjadi padaku. Aku mulai bertingkah tak biasa ketika bertemu dengannya. Tolol. Kenapa aku ini?

Ah. Ini semua salahnya. Ini salahnya yang tak bisa menahan diri. Ini salahnya yang tak mampu bercermin tentang siapa dia. Ini salahnya yang tak memikirkan bagaimana efek sesudahnya.
dan ini juga salahku yang terlalu bodoh ikut dalam alurnya.

***
Berbicara tentang hal lain lagi...
Aku butuh uang. Ada yang bisa membantuku?

Suara Hati (2)

Suara Hati (2)


entahlah, ini aku sebut sebagai anugrah atau musibah ketika aku bisa menebak apa yang sedang dia rasakan padaku. Sebenarnya ini bukan cerita belakangan. Tapi sudah hampir satu bulan ini aku rasakan. Aku merasakan ada yang berbeda dari tingkah dan smsnya padaku akhir-akhir ini. Dan itu sangat amat terasa sekali. Sangat amat berbeda dari biasanya.

Aku hanya berpikir, jangan lagi dengan orang-orang seperti dia. Aku tak mau terluka untuk kedua kalinya. Cukup dengan dia saja. Cukup oleh dia saja aku ditinggalkan hanya karena ingin mengurus sesuatu yang lebih penting dari hubungan kami. Kalau pun memang apa yang kurasakan itu benar, aku benar-benar takut dengan apa yang terjadi nanti. Temanku bilang,"jangan berharap, dan tak perlu dipikirkan terlalu dalam. Anggap saja kamu hanya hiburannya ketika jenuh dari permasalahan di sekitanya."
bila memang benar begitu adanya... KAU PIKIR AKU INI APA?

Ya. Sudah satu bulan ini berjalan. Tidak intens memang, tapi dalam range waktu satu minggu pasti ada saja hari dia menjalin komunikasi denganku. Dan lama-lama aku yang sebenarnya tak ingin memikirkan hal itu, juga tanpa sadar kepikiran juga. Bodohnya aku.

***

Malam ini. Lagi-lagi dia datang.
dan entah kenapa aku seakan menjulurkan tanganku untuk menyambut kedatangannya.
Tuhan, semoga saja ini tidak berlanjut terus-menerus.
Cukuplah sampai di sini saja.
Dan biarlah waktu yang nantinya akan mempertemukan kami di saat yang memang benar-benar tepat bagi kami.

Suara Hati

Suara Hati
kali ini saya ingin berbagi tentang apa yang telah saya daptkan dua minggu terakhir ini. Tentang rencana-rencana Tuhan yang begitu luar biasa untuk mengajarkan saya dan menjawab semua kegelisahan yang ada pada diri saya sebelumnya.

Dimulai dari PP LKMM kemaren. Bukan acaranya yang berkesan tapi pembelajaran yang saya daptkan dari sahabat-sahabat pemandu yang begitu luar biasa. 3 pelajaran yang saya daptkan hari itu:
pertama...
sebenarnya bukan masalah BISA atau TIDAK BISA, , tapi BIASA atau TIDAK BIASA.
kedua..
Sebenarnya bukan BERANI atau TIDAK BERANI, tapi TERPAKSA atau TIDAK TERPAKSA.
(sesungguhnya selama ini kita melakukan sesuatu karna kitalah yang memaksa diri kita untuk melakukannya, bila Anda tidak ingin memaksa diri Anda, maka Tuhanlah yang akan memaksa Anda untuk melakukannya, dan bila Tuhan yang memaksa Anda maka rasanya pasti sangat amat tidak enak).
ketiga...
semua orang pada dasarnya BISA, semua orang SPESIAL, dan semua orang JUARA.
(3 hal yang seringkali dilupakan oleh kita. bagaimana kita lupa bahwa sebenarnya kita mampu melakukan semua hal, hanya saja kita tidak terbiasa melakukannya. bagaimana kita lupa bahwa sebenarnya kita adalah makhluk Tuhan yang spesial, sehingga kita lupa menghargai diri kita dan orang lain. bagaimana kita lupa bahwa sejatinya tiap orang yang terlahir di dunia pasti pernah menjadi JUARA, bila tidak bagaimana mungkin kita ada di dunia ini?)

sesi evaluasi PP LKMM juga sempat mengingatkan saya tentang bagaimana seharusnya kata KELUARGA itu dihayati. bukan hanya sebagai pemanis bibir saja, tapi juga benar-benar real dilaksanakan.

pembicaraan di kantin kemaren bersama Zakki dan Gigih di kantin kemaren juga sedikit membuka saya, mengetahui tentang apa yang mungkin saja dia rasakan. Dan bagaimana dia berhasil membuat saya bingung dengan yang dilakukannya. Dan seperti yang saya ucapkan pada Zakki waktu itu (sebenarnya itu adalah luapan perasaan saya juga),"lebih baik kau tak perlu hadir dalam hidupnya."
Galaumu hanya akan membuatku semakin tersiksa. Semoga saja kau paham.


Skandal


Ini foto bener skandal. Tapi aku suka. Gatau kenapa. Bagus aja dilihatnya.
Hanya berpikir itu serasi pek.
hahahhahaha..
padahal gak ada apa-apa..

Kisah Seekor Anak Singa


Alkisah, di sebuah hutan belantara ada seekor induk singa yang mati setelah melahirkan anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa perlindungan induknya. Beberapa waktu kemudian serombongan kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu menggerak-gerakkan tubuhnya yang lemah.

Seekor induk kambing tergerak hatinya. Ia merasa iba melihat anak singa yang lemah dan hidup sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan melindungi bayi singa itu. Sang induk kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.



Merasakan hangatnya kasih sayang seperti itu, si bayi singa tidak mau berpisah dengan sang induk kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja induk kambing pergi. Jadilah ia bagian dari keluarga besar rombongan kambing itu. Hari berganti hari, dan anak singa tumbuh dan besar dalam asuhan induk kambing dan hidup dalam komunitas kambing.

Ia menyusu, makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya. Tingkah lakunya juga layaknya kambing. Bahkan anak singa yang mulai berani dan besar itu pun mengeluarkan suara layaknya kambing yaitu mengembik bukan mengaum! la merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeda dengan kambing-kambing lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah seekor singa.

Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa. Seekor serigala buas masuk memburu kambing untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian panik. Semua ketakutan. Induk kambing yang juga ketakutan meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.

”Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup keluarkan aumanmu yang keras dan serigala itu pasti lari ketakutan!” Kata induk kambing pada anak singa yang sudah tampak besar dan kekar.

Tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-tengah komunitas kambing itu justru ikut ketakutan dan malah berlindung di balik tubuh induk kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar dari mulutnya adalah suara embikan. Sama seperti kambing yang lain bukan auman. Anak singa itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika salah satu anak kambing yang tak lain adalah saudara sesusuannya diterkam dan dibawa lari serigala.


Induk kambing sedih karena salah satu anaknya tewas dimakan serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan nanar dan marah,

”Seharusnya kamu bisa membela kami! Seharusnya kamu bisa menyelamatkan saudaramu! Seharusnya bisa mengusir serigala yang jahat itu!”

Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak paham dengan maksud perkataan induk kambing. Ia sendiri merasa takut pada serigala sebagaimana kambing-kambing lain. Anak singa itu merasa sangat sedih karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu kambing-kambing untuk disantap. Kali ini induk kambing tertangkap dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak ada yang berani menolong. Anak singa itu tidak kuasa melihat induk kambing yang telah ia anggap sebagai ibunya dicengkeram serigala. Dengan nekat ia lari dan menyeruduk serigala itu. Serigala kaget bukan kepalang melihat ada seekor singa di hadapannya. Ia melepaskan cengkeramannya.

Serigala itu gemetar ketakutan! Nyalinya habis! Ia pasrah, ia merasa hari itu adalah akhir hidupnya! Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu berteriak keras,

”Emmbiiik!”

Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil ancang ancang untuk menyeruduk lagi.

Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu langsung tahu bahwa yang ada di hadapannya adalah singa yang bermental kambing. Tak ada bedanya dengan kambing. Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia menggeram marah dan siap memangsa kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing itu!

Saat anak singa itu menerjang dengan menyerudukkan kepalanya layaknya kambing, sang serigala telah siap dengan kuda-kudanya yang kuat. Dengan sedikit berkelit, serigala itu merobek wajah anak singa itu dengan cakarnya. Anak singa itu terjerembab dan mengaduh, seperti kambing mengaduh.

Sementara induk kambing menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Induk kambing itu heran, kenapa singa yang kekar itu kalah dengan serigala. Bukankah singa adalah raja hutan?



Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu menyerang anak singa yang masih mengaduh itu. Serigala itu siap menghabisi nyawa anak singa itu. Di saat yang kritis itu, induk kambing yang tidak tega, dengan sekuat tenaga menerjang sang serigala. Sang serigala terpelanting. Anak singa bangun. Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang dahsyat!

Semua kambing ketakutan dan merapat! Anak singa itu juga ikut takut dan ikut merapat. Sementara sang serigala langsung lari terbirit-birit. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor anak singa.

Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu langsung ikut lari. Singa itu masih tertegun. Ia heran kenapa anak singa itu ikut lari mengikuti kambing?
Ia mengejar anak singa itu dan berkata,

”Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku tak akan memangsa anak singa!”

Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus mengejar. Ia tidak jadi mengejar kawanan kambing, tapi malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa itu ketakutan,

”Jangan bunuh aku, ammpuun!”

”Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak singa!”


Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata, ”Tidak aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!”

Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman tapi suara embikan, persis seperti suara kambing.

Sang singa dewasa heran bukan main. Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara kambing danbermental kambing. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai di danau yang jernih airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri. Lalu membandingkan dengan singa dewasa.

Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut, ”Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!”

”Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!” Tegas singa dewasa.

”Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!”

”Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi hutan! Ayo aku ajari bagaimana menjadi seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa.

Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu menirukan, dan mengaum dengan keras. Ya mengaum, menggetarkan seantero hutan.
Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia ketakutan mendengar auman anak singa itu.

Anak singa itu kembali berteriak penuh kemenangan, ”Aku adalah seekor singa! Raja hutan yang gagah perkasa!”

Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.
***