Pencil and Eraser



Pencil : I'm sorry

Eraser : For what? You didn't do anything wrong.

Pencil : I'm sorry cos you get hurt bcos of me. Whenever I made a mistake, you're always there to erase it. But as you make my mistakes vanish, you lose a part of yourself. You get smaller and smaller each time.

Eraser : That's true. But I don't really mind. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Even though one day, I know I'll be gone and you'll replace me with a new one, I'm actually happy with my job. So please, stop worrying. I hate seeing you sad. :)


I found this conversation between the pencil and the eraser very inspirational. Parents are like the eraser whereas their children are the pencil. They're always there for their children, cleaning up their mistakes. Sometimes along the way... they get hurt, and become smaller (older, and eventually pass on).

Though their children will eventually find someone new (spouse), but parents are still happy with what they do for their children, and will always hate seeing their precious ones worrying, or sad.

"All my life, I've been the pencil.. And it pains me to see the eraser that is my parents getting smaller and smaller each day.

For I know that one day, all that I'm left with would be eraser shavings and memories of what I used to have..."


This is to all the parents out there...
Especially My Mom.. I always love U Mom..





Suara Hati

Suara Hati
Ada yang mengganjal di hatiku bila membayangkan apa yang akan terjadi nanti malam. Sungguh aku ragu dengan niat panitia dan orang-orang yang nantinya akan datang. Untuk apa sebenarnya?
Ini masih sangat amat perlu diolah dan dibicarakan lebih dalam lagi. Tidak hanya sekedar berjalan saja. Tidak.
Aku sendiri heran dengan keputusan yang dibuat oleh teman-temanku sendiri yang mengiyakannya. Sungguh. Aku benar-benar tidak habis pikir kenapa dengan mudahnya diiyakan. Apalagi jawaban yang aku dengar tidak begitu meyakinkanku untuk akhirnya bernapas lega.
Ah, sudahlah. Kita do'akan saja nanti malam berjalan lancar.

Oase

Oase
seperti oase yang ada di tengah gurun
begitu menyejukkan
begitu menentramkan

seperti oase yanga ada di tengah gurun
yang mampu menghilangkan lelah dari perjalan panjangku
yang mampu menghilangkan dahaga
yang mampu menghilangkan gundah

galau

galau
sedikit perbincangan yang cukup panjang tadi membuatku berpikir akan satu hal. Kenapa sesuatu yang awalnya berharga tiba-tiba kehilangan nilainya? Mungkinkah kami salah melihat raw material yang ada? Atau justru proses yang diberikanlah yang salah kaprah hingga akhirnya seperti ini.

Jujur saja, aku ingin menyalahkan mereka. Menyalahkan berlian yang telah kehilangan nilainya. Tapi aku juga tidak dapat memungkiri satu hal mengenai orang-orang yang membuat berlian itu tak lagi berharga lagi. Bila berlian itu tak lagi bernilai, sungguh itu bukanlah kesalahan dari berlian itu sendiri, tapi orang-orang yang menggosoknya.


just stop it!

just stop it!
berhentilah untuk membuatku memikirkanmu
berhentilah untuk membuatku ingin membicarakanmu
berhentilah untuk membuatku menunggu pesan darimu
berhentilah untuk membuatku melayang ketika membaca pesanmu

aku mencintaimu,
tapi aku tak mau terpaku hanya padamu.
karna ada Dzat yang seharusnya dan benar-benar layak aku cintai lebih dari apa pun.

Sekelumit Tentang Pengaderan

Sekelumit Tentang Pengaderan
membaca sekelumit posting dari salah satu mahasiswa ITS tentang pengaderan. Tentang bagaimana dia mengerti apa yang diharapkan sang pengader. Tentang bagaimana akhirnya dia menjadi orang yang tak sama lagi seperti yang dulu.

Pengederan. sebuah proses pencarian kader-kader baru. Sebuah proses mengkader dan dikader. Sebuah proses yang membutuhkan perjuangan keras, peluh keringat, air mata, marah, kecewa, dan tawa. Semua emosi yang membaur menjadi satu.

Saya adalah mahasiswi semester 5 di PENS. Saya sudah pernah melalui bagaimana menjadi maba. Saya juga pernah menjadi konseptor sebuah pengaderan. Dan yang terakhir saya pernah menjadi pendamping dari pengaderan. Semua proses baik dikader maupun mengkader sudah saya jalani.

Satu hal yang menarik dari sebuah pengaderan adalah ketika kami mengetahui bahwa apa yang kami ajarkan telah berhasil ditangkap oleh mereka. Rasanya peluh keringat kami saat harus begadang tiap malam itu benar-benar terbayarkan.

Pernah satu malam ketika salah seorang ayah dari adik angkatan saya meninggal, di rumahnya teman-teman saya mendapati salah seorang angkatan 2010 yang ikut takziah kesana. Dia bukanlah teman sekelasnya ataupun teman satu jurusannya. Salah seorang teman saya bertanya padanya.
"Kamu temannya ta?"
"Iya mbak."
"Teman SMA?"
"Bukan mbak, dia teman saya waktu OMB dulu."

Andaikan saya ikut mendengarnya sendiri betapa menyenangkannya. Sudah 1 tahun berlalu dan apa yang kami ajarkan tentang persatuan tetap melekat di hati mereka sampai dengan sekarang.

Sebenarnya tidak semua yang saya alami mengahsilkan sebuah tawa. Sudah saya bilang di atas tadi bahawa semua perasaan telah saya alami dalam proses pengaderan. Sebenarnya saya lebih sering menangis melalui proses ini. Menangis karna lelah, menangis karna hampir putus asa ketika menemui jalan buntu, menangis karna haru yang begitu membuncah melihat satu keberhasilan yang kami dapatkan, menangis karna takut menghadapi kenyataan yang akan kami hadapi, dan menangis ketika kami gagal mengader mereka. 

Saya teringat salah satu pesan dari kakak angkatan saya setahun yang lalu:
"wanita akan terlihat cantik bila ada orang yang mencintainya."
Sesuatu akan terlihat indah dan menyenangkan ketika kau mencintainya. Ya. Itulah pesan yang ingin dia sampaikan. Cintailah pengaderan itu. Rasa cinta itulah yang nantinya akan mengantarkan rasa rela berkorban, menumbuhkan rasa ikhlas dalam berjuang. 

Ini adalah salah satu pesan yang dikirimkan oleh komting angkatan kami (2009) setahun yang lalu. Kalimat penyemangat ketika kami mulai lelah.

Time: 2010-07-11 05:56:39
Disana da cita dan tjuan
Yg mmbuat qt menatap jauh k depan
D kala malam bgtu pekat,
Gerak qt msh linch mlsat
Jauh mlampaui ruang dan masa 
Mnjejakkn mmpi2.. 

Wahai pnerus prgerakan mahasiswa!
Truslah brjuang
mnghntikan yg menghmbat qt 
untk pduli dg kondsi ke-kinian bngsa qt
Walau kerikil mncacah tlpk
Smpai engkau lelah,payah
Smpai krgt&darah tumpah ruah..
Tetap semangat dulur2 SC'10! Ingat Tanggungjwb bsar dpundak qt!!

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI SHARE-ITS

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI SHARE-ITS


Strategi & Implementasi Pendidikan Karakter di ITS

Tidak akan ada yang tidak setuju bila kita katakan bahwa teknologi internet dapat memberikan dampak negatif terhadap penggunanya, tidak hanya pada perubahan perilaku, tetapi juga kepada karakter dan mental penggunanya, terutama anak-anak. Fakta yang mendukung terlalu banyak untuk disampaikan melalui tulisan ini.

Yang terpenting untuk kita bahas adalah bagaimana kita dapat mencegah dan mengurangi dampak negatif tersebut. Satu hal lagi, dengan berpikir terbalik, seharusnya kita dapat memanfaatkan teknologi internet untuk memberikan dampak perubahan perilaku, membangun karakter dan mempengaruhi mental kearah yang positif.

Melalui tulisan ini, kami mengundang pengguna Share ITS untuk berbagi pengalaman/pemikirannya dalam hal pemanfaatan internet, khususnya sistem e-learning seperti halnya Share ITS, untuk membangun karakter mahasiswa ITS ke arah nilai-nilai yang telah dijabarkan dalam pendidikan karakter di ITS yang diperlihatkan pada Gambar di atas.

Sebuah Tanya

Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba pada pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku.
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, kenbah Mandalawangi.
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
Apakah kau masih membelaiku selembut dahulu
ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra,
lebih dekat.
(lampu-lampu berkedipan di Jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tau dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
(haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)
manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.
Soe Hok Gie
Selasa, 1 April 1969

my inspiration

my inspiration

Rambutnya sudah tak lagi selesam dulu lagi. Matanya disipitkan ketika memandang sesuatu, maksudnya sih biar sedikit lebih jelas. Langkah kakinya juga sudah tak selincah dulu lagi. Apalagi gerak tubuhnya, makin lama sudah makin melambat, tak segesit dulu lagi. Tapi lihatlah sosok wanita tua itu. Diusianya yang sudah tak muda lagi dia masih sangat amat produktif. Pergi ke pasar (entah itu hanya untuk berdagang atau membeli bahan-bahan kue dan dagangan lain untuk dijual kembali) , mencari makan untuk hewan-hewan ternaknya, membuat kue untuk dijual ke pasar, dan masih banyak lagi. Bila ku perhatikan apa yang tidak bisa dilakukannya.
Sebenernya kesehatannya sudah tak sebaik dulu lagi. Bahkan dia kerap kali mengeluh sakit kepada putra putrinya ketika mereka berkunjung ke rumahnya. Sebagai anak tentu rasa khawatir itu ada melihat kondisi Ibunya seperti itu. Apalagi beliau tinggal sendiri di gubuk reot itu.
"Lebih baik Ibu ikut kami ke kota, dari pada tinggal di gubuk ini sendirian," begitulah ucap anaknya untuk membujuk wanita tua itu. Tapi tentu saja jawabannya selalu sama,"tidak."
Satu hal yang menjadi prinsip beliau. Selama badan ini masih bisa digerakkan, beliau tidak akan pernah mau bergantung pada siapa pun, bahkan anak-anaknya sekalipun.

Ini adalah sepenggal kisah yang diceritakan dari sosok seorang wanita tua yang hidup sendirian tanpa suami dan anak cucunya. Bukan karena anak cucunya terlalu sibuk dengan kesibukan masing-masing. Bukan juga karena mereka tak peduli dengan wanita itu tapi karena memang tak ingin merepotkan orang lain.
  Satu pembelajaran yang dapat diambil ketika saya sedang mengamati wanita tua itu. "Seorang wanita harus bisa survive dengan kondisi apapun". 
Inilah yang memicu semangatku lagi. Kalau saja dia dengan usia yang sudah tak muda lagi saja bisa melakukannya sendiri, kenapa aku tak mampu?
Seperti yang sering kali aku yakini bahwa semua ada karena diciptakan. Dan kali ini aku akan menciptakan satu kalimat ajaib yang siap menemani langkahku,"AKU BISA!!"

A Stupidity

A Stupidity

ini hanyalah sebuah kisah yang diceritakan dari seseorang ketika beliau bertemu dengan satpam sebuah perusahaan.

saat itu satpam sedang mencurahkan isi hatinya tentang kesejahteraan hidupnya yang jauh dari cukup, tentang pekerjaannya yang tak kunjung berubah. dalam satu curhatannya satpam itu menyalahkan atasannya yang beliau rasa kurang adil. padahal beliau sudah lama bekerja disana tapi kenapa masih saja seperti ini seperti ini saja.

orang itu pun tersenyum mendengar keluhan hati satpam tersebut.
"Saya tahu alasan kenapa Anda masih seperti ini."
"Apa itu?" tanya satpam.
"Karna Anda bodoh."
satpam itu trekejut mendengar alasan dari orang itu, pikirnya bukankah saya mencurahkan isi hati saya agar orang ini simpati pada saya.

"Anda terlalu banyak menyalahkan orang lain terhadap kondisi Anda sekarang. Anda begini karna si ini, Anda begitu karna si itu. Saya katakan sekali lagi, Anda seperti ini karna kebodohan Anda sendiri, kenapa? Karna Andalah yang membiarkan diri Anda terkurung dalam kondisi Anda yang sekarang. sekarang saya tanya pada Anda, apakah Anda pernah melakukan hal yang lebih terhadap apa yang Anda kerjakan? atau jika Anda sudah benar-benar muak dengan pekerjaan yang Anda lakukan sekarang, pernahkah Anda mencoba untuk meninggalkannya?"

satpam itu menggeleng (dia masih tak mampu berkata apa-apa)

"ya, itulah kebodohan yang Anda lakukan."
orang itu pun pergi meninggalkan satpam yang masih terkejut dengan perkataannya..

beberapa waktu kemudian satpam itu dipertemukan kembali pada orang itu. kali ini dengan wajah yang berseri-seri berkata:
"terimakasih atas nasehat yang pernah Anda berikan pada saya. sejak bertemu dengan Anda beberapa waktu silam saya mulai mencoba untuk melakukan suatu hal yang lebih, dan inilah hasilnya. sekarang saya menjadi kepala keamanan yang mengkoordinir semua satpam yang ada di perusahaan ini."

----------------

satu hal yang bisa diambil dari kisah ini..
terkadang kita terlalu sering menyalahkan orang lain terhadap apa yang terjadi pada diri kita. kenapa begini dab kenapa begitu. padahal sebenarnya kitalah yang BODOH karna membiarkan diri kita tetap berada pada posisi yang sama..