Life Must Go On

Life Must Go On
It's time to run faster and faster. Don't feel your pain. You have to run, run, and run.

Berapa kali gue harus jatuh, jatuh, dan jatuh lagi? 
Berapa kali gue harus kecewa, kecewa, dan kecewa? 
Berapa kali gue harus kehilangan harapan?
Berapa kali gue harus nglepasin semuanya ketika gue hampir sampai?

Tapi gue harus tetep bangkit, gue harus tetep ngejar semua yang gue impiin, gue harus terus maju.
Seberapa keras gue harus terjatuh, gue gak boleh berhenti sampe sini aja.

Hidup gue masih harus tetep mengalir. Gue masih harus memperjuangkan hidup gue, orang-orang di sekitar gue, dan anak-anak gue nanti.

I Let You Go. Be Free

I Let You Go. Be Free
Full pressure. Semester gila dengan tugas yang tidak ada habisnya. Belum lagi progres thesis dan target-target lain yang harus aku kejar. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku masih sangat amat ingin bisa pergi ke luar negeri. Dan bagiku S2 ini adalah batu lompatan yang sangat amat bagus. Sampai akhirnya aku harus berhadapan dengan sebuah kenyataan bahwa IPK yang di bawah target. Down, itu pasti. Tapi aku tidak mau terlalu lama berlarut dalam kesedihan. Aku hanya perlu bangkit dan berlari kembali.

Mimpi dan cinta adalah 2 hal yang sulit. Cinta itu sperti booster yang bisa mempercepat langkah tapi dia juga bisa menjadi penghambat terbesar. Dan kali ini aku berhadapan dengan yang kedua. Cinta sebagai penghambat. Aku ingin berlari tapi aku juga tak mampu mengalihkan perhatianku darinya. Aku ingin mengajaknya berlari kencang, tapi di lain sisi aku juga harus menuntunnya. Sulit. Bahkan visi kami pun berbeda. Sedangkan untuk meraih mimpi, aku butuh Speed and Focus.

Beberapa kali aku ingin melepasnya pergi. Tapi aku pun takut kehilangannya dan yang terjadi aku malah semakin terpuruk dengan penyesalan-penyesalan yang tiada habisnya. Sebuah keputusan besar yang akhirnya aku ambil adalah melepasnya pergi. Biarkan dia bebas seperti apa yang dia mau.

Banyak alasan, banyak sekali. Salah satunya, aku hanya ingin bisa fokus. Dan semoga setelah ini aku bisa mendapatkan apa yang aku mau.

Welcome to the new world!!
And good bye my dear.. :)

Kemudahan Di Balik Kesulitan

Kemudahan Di Balik Kesulitan
Gue masih inget bener masa-masa awal kuliah gue di semester ini. Masa dimana gue bener frustasi dengan semuanya. Frustasi dengan semua perubahan, frustasi dengan mimpi yang makin menjauh. Dan sejujurnya semua itu gak mudah buat gue.

Berat kalo gue pikul sendiri. Berat kalo cuma gue yang mendem semua rasa itu sendiri. Dan begitulah yang akhirnya dorong gue buat crita ke dia, ke Ibuk, dan tentu aja ke Dia Yang Maha Mendengar.

Support dari mereka yang bikin gue bisa sampai di posisi yang sekarang. Mulai nerima semuanya, ya karna memang ini yang harus gue jalani buat sampai di puncak gue.

Gak cuma itu, gue tau kalo semester ini berat. Beraaat banget. Lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Tapi bagi gue, ini juga semester yang ajaib. Karna entah gimana caranya, seakan-akan gue dituntun buat nglaluin semua kesulitan ini. Gue sama skali gak dibiarin buat putus asa. Saat gue butuh waktu buat ngerjain tugas kuliah, gue dikasih waktu. Waktu gue butuh temen buat ngilangin suntuk gue, gue dikasih temen. Dan disaat gue butuh support, gue dikasih hari dimana saat itu gue berdamai dengan Ibuk, gue dikasih support yang gak pernah Beliau tunjukkin selama ini. Gue dipeluk lamaaaa banget.
"Jangan nyerah, biarpun susah ini tetap harus dilalui kalo kamu mau sampai di puncak itu. Jangan lupa sholat malam. Karna cuma itu yang bisa bantu kamu,"begitulah yang Beliau katakan.

Hidup ini susah. Banyaaak banget ujiannya. Tapi akan lebih susah kalo kita lalui sendiri. Ngrasa kuat dengan kemampuan kita sendiri. Dan lupa kalo kita ini terlalu lemah untuk semua kuasa-Nya.

Yang ngasih susah itu Dia, dan kemudahan itu juga datang dari Dia.