Allah bilang,"bersyukurlah"

Dan lagi-lagi Allah menunjukkan sesuatu padaku ketika aku mulai lupa untuk bersyukur. Sudah 2-3 minggu ini nasi, telor, dan kecap jadi andalan utamaku. Menu yang terus berulang untuk sarapan, makan siang, dan makan malam. Yaaa... tuntutan dompetlah yang akhirnya membuat kondisinya jadi seperti itu. Aku tetap harus bisa survive walau kantong semakin menipis.

Jujur saja aku bosan makan itu-itu saja setiap hari.

Sayangnya, Allah menampaku lagi dengan sebuah realita yang ditunjukkan langsung padaku.

Semalam, ketika perutku mulai berteriak untuk diisi. Ketika akhirnya aku membeli roti dan susu untuk mengganjal perutku. Tuhan mempertemukannku dengan pedangan miler. Wajahnya benar-benar melas. Barang-barang dagangannya masih banyak. Aku tau benar harga satuan dari miler per bungkusnya tidaklah banyak. Dan keuntungannya pun pasti tidak banyak pula. Aku tidak bisa membayangkan apakah keuntungan yang didapatnya hari ini cukup untuk makannya hari itu? Apakah cukup untuk membiayai keluarganya? Apakah cukup menyekolahkan putra/putrinya?

Tuhan..
Kondisiku jauh lebih baik darinya. Terimakasih telah mempertemukanku dengannya :)
Previous
Next Post »
0 Komentar