Antara Aku & Ibu


Jarak Malang dan Surabaya yang berkilo-kilo meter yang akhirnya memisahkan aku dan Ibu. Umurku hampir 21 tahun. Dan tanpa aku sadari secara tidak langsung, semakin bertambahnya umurku, semakin membuat jarak antara aku dan Ibu semakin jauh. Aku tak tau apakah itu masalah atau tidak, yang jelas..
"Ibu selalu ada di hatiku. Ibu tak perlu bisa melihat semua aktifitasku, karena Ibu bukan Tuhan. Tapi apa yang sudah Ibu ajarkan cukup menjadi tameng yang selalu melindungiku, walaupun kita jauh. Do'a-do'a yang selalu Ibu panjatkan untukku, cukup untuk selalu menjagaku, walaupun kita jauh. Rasa percaya yang sudah Ibu berikan, cukup untuk membuatku tau diri."

Ibu, tak masalahkan kalau sekarang kita jauh-jauhan? Setidaknya dulu, 21 tahun yang lalu kita pernah dekat, benar-benar dekat, dan tak terpisahkan. Menyatu dalam satu tubuh, belajar dari apa yang Ibu lakukan, menyukai hal yang sama, melakukan hal yang sama, semuanya kita lakukan bersama.

Bertambahnya usiaku jarak itu mulai merenggang. Baru-baru ini, aku baru tau bahwa Ibu bisa saja memilih meninggalkan pekerjaan demi aku dan Dek Lila, tapi Ibu memilih untuk bertahan. Bertahan walau sebenarnya batin Ibu tersiksa.

Ibu, masih ingat pertanyaanku dulu ketika kita masih tinggal di asrama?
"Ayah, ke kantor. Kok Ibu enggak?"
"Iya, Ibu udah nggak ke kantor lagi."
"Loh, dulu Ibu juga punya kantor kayak Ayah?"
"Iya, dulu Ibu ngajar. Jadi guru."
"Trus, knapa sekarang kok enggak?"
"Iya, kan ada Mbak Lelly sama Dek Lila."
"Aku pengen liat Ibu jadi guru lagi."

Saat itu usiaku belum genap 4 tahun, belum benar-benar ngerti kalo ditinggal Ibu kerja itu nggak enak. Dan setelah perjuangan keras Ibu untuk mendapatkan gelar PNS berhasil diperoleh.
Pagi itu...
"Ibu mau kemana?"
"Ya mau dines lo."
"Dines kemana?"
"Ngajar."
"Loh. Ibu sekarang jadi guru?"
"Iya. Ibu berangkat ya mbak."

Aku masih ingat..
Punggung itu..
Pagi itu..
Dan matahari yang masih enggan menampakkan sinarnya..
Ibu berangkat menempuh jarak berkilo-kilo meter untuk kembali mengajar.
Taukah Ibu? Pagi itu, aku menyesal pernah bilang ingin liat Ibu ngajar.

Malam itu..
Ketika aku berbuat nakal yang melebihi batas. Ibu memukulku. Sakiiit sekali. Sampai aku tak berhenti menangis. Aku marah pada Ibu. Sampai-sampai terbesit pikiran,"aku nggak bolo Ibu. Nggak mau liat Ibu lagi."
Tapi malam itu, Ibu panggil namaku, memelukku, sambil menangis, dan berkata..
"Ibu, minta maaf ya, Mbak.."
Dan kami pun menangis berdua. Hatiku luluh, marahku hilang begitu saja.
Dan sekarang, aku tau sesuatu yang harusnya aku sadari sejak dulu, bukankah seharusnya aku yang meminta maaf pada Ibu?

1997. Rumah Sakit TNI AD dr. Soepraoen
Aku tak pernah tau sebelumnya kenapa aku harus diopname di rumah sakit. Aku juga tak pernah tau kalo sebenarnya aku akan dioperasi. Yang aku tau, aku tidur di sana, main-main di sana sampe suster-suster marah karena aku sering ribut.
Ibu sudah pernah mengajariku puasa, tapi aku tak pernah tau, kenapa aku puasa dan kapan aku harus puasa. Dan hari itu, Ibu menyuruhku puasa tanpa sahur sebelumnya.
"Bu, laper."
"Loo, sek maemnya nanti dulu."
"Aku laper bu."
"Minum air putih ya cek gak laper."

Aku ingat, sebelum suster datang membawakan baju ganti khusus untuk operasi, Ibu menangis..
"Ibu, nangis ya?"
"Enggak, kelilipan kok."
Ibu bohong, aku tau Ibu bohong. Aku tidak tau kenapa Ibu menangis. Tapi taukah Ibu? Aku tak pernah bisa melihat air mata Ibu meleleh untukku.

23 April 2007
Pagi itu, Ibu datang ke kamar. Seperti biasa, membangunkanku. Maaf jika malam sebelumnya, aku menghindar dari Ibu. Aku takut Ibu marah karna aku pulang telat. Aku takut Ibu marah karna diam-diam aku bawa motor ke sekolah.
Dan jujur, aku takut ketika Ibu membangunkanku dengan tidak biasa. Tapi semua ketakutan itu berganti menjadi bahagia yang tak terkira ketika untuk pertama kalinya Ibu bilang..
"Mbak, selamat ulang tahun. Sekarang sudah 16 tahun, sudah tambah gedhe lo ya.. Mulai hari ini, motornya boleh Mbak Lel bawa ke sekolah. Tapi janji, kudu ati-ati, gak boleh ngawur kalo bawa."

2009
Ibu sering bilang, kalo aku nggak boleh bergantung sama siapa pun. Semua harus bisa dilakukan sendiri. Jangan apa-apa Ayah, apa-apa Ibu. Karena suatu saat nanti, kita pasti akan jauh. Tapi ketika saat itu tiba, kenapa justru sulit sekali mendapatkan restu dari Ibu?

22 April 2011 07:35:53am
Hari ini 20th yg lalu, Allah tlh menghadirkan anakku tuk jadi yg terbaik, kini aku sll berharap Allah kan sll memberinya yg terbaik
22 Desember 2011 05:48:35am
Tak pernah ada balasan yg kupinta dari anak2ku kecuali harapan tuk selalu taat pada Allah dan perilaku baik pd sesama dr buah hatiku yg akan selalu membawaku k surga. Sukses sll ntukmu sayangku

20 April 2012
Di kamar 105. Jalan Tegal Mulyorejo Baru 49, Surabaya.
Aku kangen Ibu.. :')

Previous
Next Post »
2 Komentar
avatar

I love this one nduk :)
Masih deket yaa Malang Surabaya,, jadi pengen pulang :(


enjoy en follow: http://aiyuchee.blogspot.com/

Balas
avatar

makasi mbaak :*

kalo kangen ya pulang lo mbak. Ibuk e mbak paleng yo kangen sama Mbak.
disempetin sehari ato dua hari kan bisa mbak :)

Balas