Berputar Jauh??

"..kadang kita harus berputar jauh, untuk bisa sampai.." ~ Perahu Kertas - Dee

Semua orang pasti punya mimpi. Entah itu hanya sebatas atau benar-benar pemicu adrenalin untuk terus mengejarnya. Aku masih ingat benar bagaimana mimpiku dulu untuk bisa menjadi seorang arsitek. Tentunya untuk bisa ke sana aku harus bisa masuk ke jurusan itu, mendalami ilmu di sana, dan setelah lulus nanti menitih karier di dunia itu. Nyatanya, justru menyimpang amat jauh. Tak pernah sedikit pun terpikir di benakku kalau aku nanti akan masuk di jurusan elektro. Memang bukan berarti aku tidak bisa sampai di sana, menjadi seorang arsitek. Tapi jalan yang teramat jauh ini, akhirnya membuatku merubah arah. Ku kubur mimpi itu dalam-dalam. Ini jalan terbaik yang sudah disiapkan untukku.

Hari ini aku sadar sesuatu bahwa mungkin sebentar lagi aku harus keluar dari lintasan ini. Aku bisa saja terus meniti jalan ini atau tidak. Itu adalah sebuah pilihan. Aku pun sudah membuat pilihan dengan pertimbangan jangka panjang dengan tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi juga sebuah keluarga kecil yang di masa depan insyaAllah akan kami bina. Tidak hanya untuk 1 atau 2 tahun ke depan tapi untuk 10 tahun yang akan datang. Bagaimana aku harus menyiapkan batu-batu pijakan untuk bisa sampai di sana, semuanya.

Ada satu hal yang sangat amat meresahkan dan sering kali membuat orang berhenti untuk bermimpi. REALITA. Ketika akhirnya kita sadar bahwa sangat amat tidak mudah untuk bisa menjangkaunya. Ketika semua terlihat sangat amat mustahil untuk dijangkau. Dan akhirnya semua keraguan itu muncul. Ada yang tetap bertahan hingga akhirnya sampai pada tujuan yang diinginkan. Ada yang memilih melakukan segala cara hingga akhirnya bisa sampai. Ada juga yang akhirnya memilih untuk mundur.

Aku pun dihadapkan pada beberapa hal yang akhirnya menggoyahkan mimpiku. Mulai ragu apakah aku bisa sampai atau tidak. Ada terbesit pikiran bahwa aku memilih berputar jauh lagi untuk bisa sampai pada mimpiku. Sampai ibu bilang..

"...Ada orang yang pengen naek pohon kelapa. Kalau cuma dilihat ya cuma bakal tau kalau pohon kelapa itu licin, tinggi, dan susah buat dipanjat. Tapi kalau diusahakan, dijalani, dan gak peduli mau berapa kali terperosok insyaAllah nanti juga akan sampai di puncak kok. Waktu Mbak Lel mau kuliah dulu kan juga gitu. Susah, jungkir balik, nyasak-nyasak, tapi toh akhirnya bisa sampai diujungnya juga kan?"

Sejujurnya masih belum kepikiran juga sih mau pilih yang mana. Tapi kalau boleh memilih keduanya, aku pengen duanya. Semuanya dicoba. Kita gak akan pernah tau kan mana cara yang paling baik kalau gak dicoba?
Previous
Next Post »
0 Komentar