Hujan


tetapkah duduk disini?
ketika mereka berlari semburat,berebutan mencari tempat teduh yang hangat.

pasanglah telinga kanan kiri,
hidupkanlah nyala hati,
lalu putarlah sebuah memori,

kau dengar mereka berdenting tanpa henti,
di genteng, kolam, rumputan, batu, jerami,
ada juga di wajahmu, yang perosotan di pipi,
membentuk nada nada di tempatnya sendiri,
jadi resonansi,untaian melodi pembawa rindu,

.........

clap!!
kilatan cahaya membawa jiwaku dalam kerlap,seperti gelap,
aku berpindah dalam sekejap,

berjalan ke lorong lorong penuh bingkai sepi.
kau lihat diputarkan semua kejadian itu kembali
saat saat ruap gejolak luber dari hati,dan kamu pada akhirnya penuh sesal mengutuki diri sendiri.
saat hati kecil berkata :betapa bodohnya kamu ini.

.....


syut!!
agak terkejut dibawa hanyut.
terdengar lembut saat kenangan indah disebut.

begitu tak terasa ,seperti baru saja menikmati senja,
ketika dulu tawa dibunyikan bersama,
bahagia diluapkan sebanyak banyaknya,
dan saat kita jumpa lagi dalam satu meja,
di iringi senyum dan tawa,kita ceritakan kembali semuanya,
begitu tak terasa,seperti baru saja menikmati senja,

..............

hei kawan,
 musik sudah berhenti,
lihatlah,
di langit sudah muncul pelangi.
kita sudahi dulu jalan jalan kali ini.

kalau kau dengar lagi itu lagu ,bergegaslah kau ajak aku,
karena hari ini kau sudah kuberitahu,
“Di dalam hujan itu, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”.






diambil dari note Linda Rahmawati :)
Previous
Next Post »
0 Komentar